Jumat, 22 Januari 2010

BILA BATUK MENYERANG

Batuk merupakan reaksi tubuh yang normal. Tak semuanya penyakit. Agar anak tak salah obat, perlu diagnosis TBC secara cermat.
Balita Anda terbatuk-batuk, jangan cepat risau. Boleh jadi hanya reaksi tubuh menolak benda asing yang masuk di saluran pernapasan. Jika tidak keluar, akan tertimbun di paru-paru dan menumbuhkan kuman. “Makanya, harusnya kita syukur alhamdulillah ada batuk,” kata Noenoeng Rahayoe, dokter spesialis anak dari Bagian Ilmu Anak FKUI.

Cuma, kalau berulang-ulang, ada baiknya segera diperiksakan ke dokter. Perlu disampaikan kapan pertama kali anak anda terkena batuk. Kalau batuk pada minggu-minggu pertama kelahirannya, boleh jadi si anak mengalami infeksi saat lahir atau memang bawaan. Mungkin juga akibat gangguan psikologis, misalnya anak mengalami batuk berulang ketika mulai masuk sekolah atau ketika adiknya lahir.
Untuk memastikan, ada baiknya minta foto rontgen. Jika terlihat bercak noda dalam paru, jangan buru-buru memvonis TBC, biasa juga disebut TB, sehingga anak harus dihukum memakan obat dalam waktu berbulan-bulan. Bercak itu mesti dicermati lagi karena pada paru orang sehat pun terdapat bercak-bercak putih yang disebut infiltrat. Itu terdapat pada, misalnya, paru Mike Tyson. Padahal, petinju “berleher beton” itu tidak menderita TB. Artinya, foto rontgen saja belum cukup memastikan TB atau bukan.
Bisa juga karena adanya lendir yang mandek pada daerah alveoli karena anak punya lendir banyak secara alami atau akibat salah memilih obat batuk. Minum air putih biasa akan membantu obat mencairkan lendir-lendir pada paru, yang akhirnya dikeluarkan ketika batuk.
Hasil rontgen mengindikasikan TB atau sugestif TB jika infiltrat merata di seluruh paru. Tapi itu pun harus dilanjutkan dengan uji tuberculin atau mantaux test. Reaksi yang muncul berupa benjolan seperti kulit jeruk. Hasil tes harus dianalisis dalam waktu 48–72 jam. Dokter akan mengukur berapa lebar benjolannya, bukan warna. Hasil mantoux positif jika benjolan memiliki diameter 10 milimeter atau lebih.
“Tapi tidak selalu berarti TBC,” kata Noenoeng Rahayoe. Bisa saja karena anak itu sebelum tes sudah bersinggungan dengan tuberculin, lewat vaksin BCG. Untuk memastikannya, perlu ditelusuri kesehatan orang dewasa di sekitar anak, entah guru, sopir, pembantu, atau yang lainnya. Jika ada yang terinfeksi, sangat mungkin si anak tertular. Fakta menunjukkan, 50%-65% anak di sekitar orang dewasa penderita TBC ikut terinfeksi.
Kalaupun anak Anda divonis terinfeksi TB, tak perlu panik karena pengobatannya tidak sulit. “Tak ada pantangan. Pengobatan pun relatif singkat, 5-9 bulan,” ujar Noenoeng kepada Atika Gadis dari Gatra.
Gejala Penyakit TBC
- Batuk dan demam berulang dan berkepanjangan ( normal seminggu 6-8 kali per tahun )
- Berat badan menurun
- Benjol pada getah bening
- Lesu, letih, dan lelah
- Ada bercak, flek di bagian perifer
- Ada penebalan pada pleira/bunkus paru-paru dekat bercak
- Pembesaran getah bening regional
- Kadang ada cairan pada rongga pleira sehingga sudut kostofrenikus menjadi tumpul
Obat Anti TB
INH ;Murah, punya daya tembus bagus, mampu membunuh kuman di dalam atau di luar sel. Ekses pada kulit atau mengganggu metabolisme. Maka, perlu disertai vitamin B6.
Rifampisin mampu membunuh kuman TBC; ekses bisa mengganggu hati.
Pirasinamide; punya daya kerja lebih terhadap kuman TBC yang hidup di dalam sel. Karena itu, pirasinamide perlu ditambahkan pada permulaan.
Streptomisin ( tambahan untuk TBC berat ); ekses pada pendengaran dan gangguan keseimbangan.
Ethambutol ( tambahan untuk TBC berat ); ekses penglihatan menyempit dan rancu membedakan warna hijau dan merah.
Catatan : efek samping obat dapat diatasi dengan pemberian dosis yang tepat.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com